Practice Gone Wrong


based on Weeekly Comeback 2021 (2nd Tape) on youtube.

enggak terlalu nsfw menurutku, wkwk. makanya langsung. enjoy :D


Soeun tersenyum ketika handycam untuk merekam Comeback Tape sudah menyala. Ia melambaikan tangannya ke depan dan handycam-nya ia arahkan ke kaca, membuat pantulan dirinya terlihat. Begitu pula pantulan diri Soojin yang kini menatapnya sambil berjalan mendekat. Mereka berdua ada di studio dance sedari tadi, tidak ada orang lain selain mereka. Entah ke mana anggota yang lain, padahal Soojin sudah menyuruh mereka untuk datang 10 menit lebih awal dari waktu yang sudah dijanjikan. Namun, 15 menit kemudian, tidak ada yang datang selain Soeun yang membawa handycam.

“Ah, sambil menunggu yang lain, bagaimana kita melihat penampilan dance dari Soojin unnie. Pasti Daileee penasaran, bukan?” tanya Soeun. Ia terlihat berbicara sendiri walau sebenarnya ia berbicara kepada fansnya jika video itu sudah dirilis nanti.

Soojin hanya tersenyum ketika handycam langsung mengarah padanya. Ia bahkan belum bilang setuju atau tidak soal ini, Soeun memang selalu melakukan hal seenaknya dan Soojin memaklumi itu.

“Okay! Lagu dari ponselku saja,” ujar Soeun sambil memutar lagu yang dipilih Soojin. Lagu pertama, River oleh Bishop Briggs. Lagu yang banyak dipakai oleh dancer di penjuru dunia dan orang awam pun pasti tidak akan asing ketika mendengar lantunan nadanya.

Soeun tersenyum ketika Soojin mulai menggerakan tubuhnya dengan lentur. Ia sangat bangga melihat perkembangan gadis bermarga Lee itu. Soeun yakin saat mereka pertama kali bertemu di Fave Entertainment, Soojin adalah gadis yang pemalu, tetapi saat ia sudah tampil, ia merada gadis itu bebas. Bebas mengekspresikan dirinya, bebas mau dibawa ke mana gerakan tubuhnya. Empat tahun bukan waktu yang sebentar bukan? Ya, sama seperti dengan perasaan Soeun pada gadis tersebut.

Lagu pun berhenti. Soojin hanya tersenyum malu ketika Soeun berteriak antusias, menganggap dirinya adalah Daileee yang terpukau dengan penampilan Soojin.

“Ah, satu lagi!! Daileee pasti ingin melihat sekali lagi, benar bukan?” Soeun tersenyum sambil terus mengarahkan handycam-nya pada Soojin.

Soojin hanya tertawa kecil sambil menganggukan kepalanya, “Putar Mmmh oleh Kai sunbaenim.”

Senyuman Soeun menghilang ketika mendengarnya. Ia perlahan mencari lagu tersebut di ponselnya sambil terus memegang handycam. Soeun tidak pernah melihat Soojin menarikan lagu ini sebelumnya, atau Soeun yang tidak lihat? Mungkin saja. Soojin tipikal orang yang selalu pergi ke studio dance sendiri sebelum mereka comeback, maka dari itu mungkin Soojin diam-diam sudah menghapalkan gerakannya.

Lagu pun diputar. Soeun langsung mengubah pandangannya dari layar ponsel ke layar handycam-nya. Ia bisa melihat Soojin mulai menggerakan tubuh lenturnya kembali, di awali dengan gerakan tangan yang menyentuh bibir dan perlahan turun. Kedua mata hazelnya seakan menatap Soeun dengan tatapan seduktif, tetapi Soeun berusaha meyakini dirinya bahwa gadis itu hanya fokus terhadap lensa handycam, bukan dirinya.

Gerakan pun berubah. Soojin menggerakan tubuhnya ke kanan samping menuju ke arah depan sebanyak tiga kali sambil melakukan body roll. Kedua matanya kembali menatap lensa handycam dengan tatapan seduktif. Mungkin tidak akan terlihat jika lewat rekaman video, tetapi Soeun melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Soojin menggigit bibir bawahnya saat melakukan gerakan itu.

“Brengsek,” umpat Soeun dalam hati. Ia panas dingin sekarang ketika melihat itu. Gerakan kembali berubah dan kini Soojin melakukan body roll ke arah kanan dan kiri secara bergantian. Senyuman di wajahnya tidak hilang, ia seperti malu melakukannya tetapi berusaha untuk tetap dalam mode dancer-nya.

Soeun menelan salivanya. Dan lagu pun berhenti karena Soeun menekan tombol pause, Soojin tersenyum malu ketika Soeun mendekatkan handycam itu ke wajahnya, seakan-akan agar Daileee melihat Leader kebanggaan mereka melakukan penampilan yang sempurna dari Main Dancer grup.

Soojin hendak mengambil minumnya yang ada di atas meja, ia berjalan perlahan ke sana tanpa menyadari bahwa Soeun mengikutinya dari belakang. Hingga saat Soojin baru membuka tutup botol, sebuah tangan melingkar di pinggang rampingnya. Soojin hanya diam saja karena ia tahu milik siapa tangan itu, ia pun menengguk air mineralnya, berusaha menghapus sensasi dehidrasi di tenggorokan setelah menari beberapa detik. Soeun mengecup leher Soojin, membuat sang empunya berhenti meminum airnya dan berusaha menoleh menatap Soeun.

“Soeun-ah,” panggil Soojin. Soeun tidak bergeming. Ia membalikan posisi badan Soojin dengan mudah dan membuat gadis bermarga Lee tersebut menghadap dirinya sekarang. “Apa? Mau minum?”

Soeun menggeleng. Ia menaruh handycam tersebut di atas meja lalu telapak tangannya bertumpu pada pinggiran meja, kemudian menatap Soojin dengan tatapan seduktif.

“Terus mau apa? Gak ada air minum lain selain air mineral, kalau mau beli di luar,” jawab Soojin dengan santai walau mereka berdua saling menatap satu sama lain sekarang. Hal ini sudah biasa terjadi. Dulu Soojin panik, tetapi sekarang menjadi biasa saja karena ini kebiasaan Soeun yang baru, menurutnya.

“Lee Soojin,” jawab Soeun datar. Soojin sedikit kesal mendengarnya karena gadis bermarga Park itu tidak menggunakan honorifik saat memanggilnya.

“Gak sopan,” kata Soojin. Namun, ia malah mendapatkan sebuah ciuman dari Soeun. Soojin terkejut tentunya karena sebelumnya Soeun seperti biasa saja, tidak ada hal yang memancing sisi— oh, Soojin baru sadar satu hal dan ia menyesali itu.

Soeun melumat bibir Soojin, membuat gadis yang lebih tua itu mulai melenguh. Kedua matanya terpejam saat Soeun perlahan menuntunnya untuk duduk di atas meja dan ia menurut saja. Soeun pun berdiri mendekat di antara kaki Soojin, terus dengan lumatannya yang belum lepas. Ia menggigit bibir bawah Soojin, membuat gadis itu mengerang kesakitan dan membuka mulutnya. Bingo! Soeun melesakan lidahnya ke dalam, mempertemukannya dengan lidah milik Soojin dan mulai menari bersama di dalam sana, bertukar saliva, bertarung demi posisi dominan yang pastinya akan dimenangkan oleh Soeun.

Soeun melepaskan ciumannya, ia menatap Soojin dengan iris mata yang menggelap. Soojin tersenyum sambil mengelus bibir Soeun menggunakan ibu jarinya. Ia menggigit bibirnya sendiri ketika melakukan hal tersebut.

“Suddenly?” tanya Soojin penasaran. Soeun kembali melakukan aktivitasnya, kini mengecup leher jenjang milik Soojin, berusaha meninggalkan tanda kepemilikan di sana. Soojin mendongak dan mulai menyandarkan punggungnya di tembok. Kedua tangannya mengacak-ngacak rambut Soeun ketika gadis yang lebih muda darinya itu sedikit menggigit lehernya, membuat dirinya kesakitan dan mengeluarkan lenguhan.

“You shouldn't do that,” ujar Soeun dengan suaranya yang 180° derajat berubah. Mendengarnya saja sudah cukup untuk membuat Soojin menghabiskan semalam penuh dengan gadis itu.

“Do .. what?” tanya Soojin sambil berusaha menahan desahannya ketika tangan kiri melesak masuk ke bajunya dan mengelus punggungnya dengan lembut.

“Do that. Stop showing your seductive gaze to everyone, especially Daileee,” jawab Soeun. Ia mengecup pipi Soojin lalu kembali turun ke lehernya. Soojin terus mendongak sambil membuka mulutnya, berusaha mengeluarkan desahan yang ia tahan beberapa detik yang lalu.

“I- hng, Soeunh,” lenguh Soojin saat ciuman Soeun semakin turun ke area dadanya.

“Don't be a slut in front of everyone,” ujar Soeun. Ia pun menjilat area sekitar collarbone Soojin, bahkan sedikit menggigitnya perlahan. “Because you can only be a slut in front of me. Got that?”

“F-fuck, Soeunhh,” desah Soojin. Ia membuka matanya saat tangan kanan Soeun mengelus area miliknya di bawah sana.

“Got. That?” tanya Soeun sekali lagi dengan penekanan. Ibu jarinya pun menekan area yang sama, membuat Soojin menegang seketika.

“Y-yes, I understand.” Soeun tersenyum puas mendengarnya. Ia perlahan menurunkan celana Soojin dengan motif loreng tersebut, sedangkan Soojin hanya menggigit bibirnya. Ia menoleh ke samping, menatap handycam yang ternyata lensanya mengarah pada mereka berdua dan sedang dalam keadaan merekam.

“S-Soeun,” panggil Soojin. Oh, mendengar suara Soojin yang seperti ini membuat Soeun ingin memanjakan gadis itu seharian penuh, membuatnya memanggil namanya berkali-kali.

“Handycam-nya, m-menyala,” lanjutnya. Ia berusaha menghentikan Soeun, tetapi gadis bermarga Park itu tidak peduli. Ia terus menerukan aktivitasnya, hampir membuat jemarinya bisa masuk ke dalam sana sampai akhirnya terdengar suara Jiyoon yang tertawa dengan suara Jimin Jaehee.

Soojin dan Soeun pun terdiam. Dengan cepat, mereka kembali ke posisi normal, berusaha bersikap tidak terjadi sesuatu di antara mereka berdua. Jiyoon pun membuka pintu, menatap Soeun yang memegang handycam ke arah kaca, merekam dirinya sendiri. Jimin pun ikut masuk, menatap Soojin yang kini duduk di kursi sambil memainkan ponselnya.

Soojin mengirim pesan pada ponsel Soeun, berharap ketika gadis itu memegang ponselnya lagi, ia membaca pesan yang dikirim Soojin untuknya.

Puppy After practice. Can we do that ... again? I missed your body and touch.