Pernyataan
Pesta meriah pernikahan antara Jimin dan Jaehee itu dipenuhi banyak orang walaupun kedua mempelai hanya mengundang keluarga dan teman dekat saja, tapi pada kenyataannya taman outdoor itu tetap dipenuhi banyak tamu yang kini sedang memberi selamat kepada kedua mempelai atau hanya sekadar mengobrol karena sudah lama tidak bertemu kawan mereka.
Selama resepsi, Soeun berada di sampingnya, menggenggam tangan mungil omega kesayangannya tersebut sambil tersenyum melihat sahabatnya berada di altar. Nyaman dan aman adalah dua kata yang tepat untuk mendeskripsikan Soojin beberapa menit yang lalu.
Sekarang? Ia resah dan khawatir karena Soeun tidak ada di sisinya, izin untuk ke belakang sebentar. Gadis bermarga Lee itu tak hentinya menatap sekeliling tempat, memeriksa semua gerak-gerik tamu. Jujur saja, ia masih takut untuk berkeliaran bebas tanpa pengawal atau pun Soeun di sisinya karena Soojin masih sedikit trauma.
Sampai akhirnya Soeun kembali di sisinya dan menawarkan sebuah minuman, “Mau?”
Soojin menoleh dan langsung mendekat ke arah Soeun pada saat itu, menggenggam tangan kirinya dengan erat. Mengerti apa yang baru saja Soojin lakukan, alpha itu melingkarkan tangan kirinya di bahu sang Omega, menjaganya sambil meminum jus persik yang disediakan di sana.
“Gimana, ya?” tanya Soeun dengan tiba-tiba, membuka percakapan bagi keduanya.
“Kenapa?”
“Gimana rasanya berdiri di altar terus diliatin sama orang-orang, sama pasangan sendiri waktu ngucap janji,” timpal Soeun. Mata monolidnya masih menatap Jimin dan Jaehee yang kini sedang tertawa mendengar lelucon salah satu teman kuliah mereka.
“Mau nyobain?” Kini Soojin yang bertanya, mendongakan kepalanya dan menatap Soeun dari samping.
Alpha itu menoleh, tersenyum simpul sambil mendekatkan wajahnya pada Soojin, membuat hidung mereka hampir bersentuhan, “Ayo, udah siap?”
Ah, Park Soeun dan godaannya tentang pernikahan selalu membuat Soojin salah tingkah. Omega itu mengalihkan pandangannya, malu karena sekarang kedua pipinya merona setelah mendengar godaan Soeun.
Tentu saja dirinya sudah siap tetapi entah kenapa rasanya telalu cepat untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Terlebih lagi, Soojin masih suka kurang percaya diri soal dirinya.
Omega itu kini menatap ayah Jaehee yang sedang memberikan minuman kepada kedua mempelai. Kasihan, mereka pasti lelah, pikir alpha itu dengan senyuman, menurut Soojin.
Pikirannya tiba-tiba melayang kepada sang Ayah, alpha berferomon mahogani tersebut yang sudah sebulan lalu pergi entah ke mana. Tidak pernah membalas pesan dari Soojin dan hanya membalas pesan dari Soeun. Mungkin beliau benar, mengasingkan diri adalah hukuman yang tepat bagi dirinya karena sampai detik ini, Lee Soojin belum mau memaafkan ayahnya.
Mengingat kejadian yang sudah mereka lalui dari dulu. Bagaimana sang Ayah mengusir Soeun dari kamar, bagaimana sang Ayah mempermalukan Soeun di restoran dan membuat berita palsu tentangnya, juga bagaimana sang Ayah menampar dirinya sendiri pada saat itu.
Bagaimana sang Ayah meninggalkannya di restoran bersama tiga alpha itu dan hampir marah pada Soeun karena gadis bermarga Park itu ada di penthouse miliknya.
“Mikirin apa?” bisik Soeun. Alpha itu melingkarkan kedua tangannya di pinggang kecil Soojin, memeluk sang Omega dari belakang setelah mencium bau feromonnya yang berubah, menandakan bahwa Soojin sedang banyak pikiran; resah, emosi, sedih.
Soojin kembali tenang setelah menghirup feromon angin laut Soeun. Ia bergerak membuat Soeun melepaskan pelukannya dan setelah itu Soojinlah yang memeluk Soeun dengan erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang Alpha.
Soeun hanya tersenyum. Tangannya bergerak mengelus rambut Soojin lembut, membiarkan omega itu menenangkan dirinya.
Lima menit berlalu, Soojin meminta untuk pulang karena dirinya merasa lelah. Soeun menyetujuinya dan kedua pasangan itu berpamitan pada orang-orang yang ada di sana, teman dekat saja. Juga tak lupa berpamitan pada kedua mempelai.
Di perjalanan keluar dari taman, beberapa media mendekat dan akhirnya membuat kedua pasangan itu diam karena tak bisa lewat. Pers mempertanyakan pada Soojin apa yang membuatnya membatalkan pertunangan dengan Heeseung, apakah karena Heeseung sudah memiliki omega yang ia sukai makanya Soojin menyerah atau karena apa.
Pers juga bertanya soal masalah satu bulan lalu, kejadian di restoran yang bahkan Soojin tidak mau ingat sama sekali.
Omega itu kesal, hampir saja mau membentak mereka sampai satu pertanyaan keluar dari mulut salah satu wartawan, membuatnya memiliki kesempatan untuk meluruskan semuanya.
“Jika Heeseung mempunyai omega yang ia sayang, apakah ada kemungkinan Anda juga punya alpha yang Anda sayang?”
Soojin menatap Soeun yang ada di sampingnya, alpha itu menatapnya balik lalu tersenyum, menganggukan kepalanya.
Omega itu kembali menatap para wartawan, pandangannya lurus ke depan dengan penuh percaya diri. Sampai akhirnya ia memberikan pernyataan yang bahkan Soeun sendiri terkejut bukan main saat mendengarnya.