Her Kingdom

Jika kalian berpikir bahwa hubungan romantis antara tiga orang sekaligus adalah hal yang mustahil, maka kalian salah. Semua orang berpikir bahwa hubungan romantis tiga orang tidak akan bertahan lama.

Ya, semua itu tidak berlaku bagi Lee Soojin dan dua kekasihnya yang setia.

Hubungan romantis antara Soojin, Soeun, dan Monday dimulai ketika sang Ratu sendiri tidak bisa memilih antara kedua teman dekatnya tersebut.

Mimpi mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang ingin menjadi aktris, menjadi seorang koreografer dan dancer terkenal, dan ada juga yang ingin menjadi penyanyi solois.

Semua berjalan baik-baik saja sampai Soojin menyadari sikap kedua temannya tersebut berubah ketika ketiga insan itu ada di puncak karier masing-masing. Mereka menjadi lebih perhatian pada Soojin, selalu berusaha ada di sisinya.

Soojin sadar perlahan semuanya akan berantakan jika ia tidak mengatasi hal ini. Melihat bagaimana berkompetisinya mereka berdua untuk mendapatkan Soojin.

Sampai hari di mana, aktris papan atas tersebut tidak bisa memutuskan siapa yang akan jadi kekasihnya ketika Soeun dan Monday menyatakan perasaan mereka saat itu, mengajak Soojin untuk menjalin hubungan.

Soojin sendiri memang memiliki rasa terhadap salah satu dari mereka, tetapi terkadang perasaannya sering berubah seiring dengan siapa ia bersama. Maka dari itu Soojin memutuskan untuk menerima mereka dan berjanji untuk berhenti berkompetisi mendapatkan dirinya.

Karena apa? Karena mereka sudah mendapatkan Lee Soojin seutuhnya, dari dulu.

Di sinilah ketiganya sekarang, Daegu. Mengambil liburan bersama adalah ide yang paling bagus yang pernah Soeun usulkan.

“Kasurnya kenapa dua?” tanya Monday ketika sampai di kamar hotel mereka.

“Jangan tanya gue, direkomendasiinya begitu. Gue mah nurut sama mba resepsionis,” jawab koreografer bermarga Park tersebut.

Ketika keduanya ribut siapa yang bakal tidur di kasur sendirian, Soojin hanya tersenyum menatap mereka berdua. Hal ini memang sering terjadi tetapi Soojin menyukainya, Soojin suka saat Monday dan Soeun bertingkah laku layaknya teman dekat seperti dulu.

“Aku tidur sendiri aja! Kalian yang tidur berdua di kasur yang satunya,” ujar Soojin sambil menaruh badannya di kasur empuk berwarna dominan putih itu.

Soeun dan Monday hanya bisa menatap satu sama lain lalu kemudian menggerutu sambil membereskan barang bawaan mereka.

Sekali lagi Soojin tersenyum.

Sebelum pergi ke tempat wisata lain, mereka sempat bersantai di balkon hotel yang terdapat kolam renang di sana. Hanya duduk sambil menikmati kesejukan angin yang berhembus ke arah mereka.

Soojin berdiri, menatap pemandangan kota di hadapannya yang terlihat kecil karena ia ada di lantai teratas hotel. Sebuah tangan melingkar di pinggang kecilnya, menarik gadis itu ke dalam pelukan hangat.

Saat menoleh, Soojin mendapati Soeun sedang tersenyum, menaruh kepalanya di leher yang lebih tua.

“Hei,” panggil Soojin. Tangannya mengelus tangan Soeun yang melingkar di pinggang, membuat koreografer itu semakin erat mendekapnya.

“You're so pretty, princess,” bisik Soeun membuat pipi Soojin memerah saat mendengarnya. Soeun mengecup bahu sang Aktris sebelum akhirnya melepaskan pelukan dan berbisik sekali lagi, “Aku sayang kamu.”

Keesokannya, mereka datang ke sebuah green house yang berisi tanaman dari Afrika. Soojin memotret beberapa tanaman tersebut, bahkan sesekali memotret Monday dan Soeun yang sedang fokus melihat-lihat tanaman.

Soojin kemudian mengarahkan kameranya pada salah satu tanaman yang begitu indah, seperti pohon rasanya. Ia berjalan mundur, berusaha mendapatkan komposisi dan perspektif yang sempurna. Ia tidak sadar apa yang ada di belakangnya sampai Soojin tersandung sesuatu dan hampir mengenai tumbuhan kaktus kecil di belakangnya jika Monday tidak menahan aktris tersebut agar tidak terjatuh.

“Lain kali hati-hati,” kata Monday sambil merapihkan beberapa helai rambut di wajah gadis tersebut.

Soojin tersipu malu dan kemudian berjalan lebih dulu dibanding kedua kekasihnya.

Setelah itu ketiganya menuju ke tempat wisata lain, sebuah tempat makan di pinggir jalan. Tidak begitu mewah tapi cukup nyaman untuk menghabiskan waktu bersama, atmosfernya juga mampu membuat mereka bersenda gurau satu sama lain.

Kemudian mereka naik kereta gantung, menghabiskan senja mereka di tempat tinggi itu sambil melihat pemandangan bukit yang indah.

“Aku sayang kalian!” ujar Soojin senang sambil memegang tangan mereka berdua erat.

Yang tangannya dipegang hanya bisa tersipu malu, mengalihkan pandangan mereka ke luar jendela.

Liburan mereka di hari pertama dihabiskan dengan makan malam di balkon hotel kamar.

Hari kedua mereka memutuskan untuk mengunjungi kafé di sekitar sana. Dari kafé yang berisi kue dan roti, hingga kafé di mana tempat tersebut terkenal dengan kamera analognya.

Ketiga insan itu pun mencoba dan melihat beberapa kamera analog bahkan roll film yang terpajang di sana. Tak lupa juga untuk berfoto bersama di studio yang memang disediakan di sana.

Setelah menghabiskan waktu mengunjungi beberapa kafé, saatnya mereka pergi ke taman bermain. Ketiganya menaiki wahana apa saja yang bisa membuat spot jantung mereka berdegup kencang atau bahkan berteriak sampai suara menghilang.

Hingga sebelum pulang, mereka duduk santai di kincir raksasa atau terkadang beberapa orang menyebutnya bianglala. Dengan putaran wahana tersebut yang begitu pelan, ketiganya bisa menenangkan diri mereka setelah euforia yang mereka rasakan sebelumnya karena menaiki wahana ekstrem.

Soeun yang duduk di samping mengernyitkan alisnya ketika kekasihnya tersebut berusaha duduk lebih dekat. Tangannya yang ditautkan pada milik Soojin pun dirasa sedang digoda, telapaknya dielus lembut dari dalam membuat bulu kuduk Soeun merinding.

Merasa ada perubahan atmosfer, Monday tahu ini akan mengarah ke mana. Sehingga sebelum Soojin bertindak lebih jauh, ia membuka obrolan kecil.

“Soojin,” panggil Monday, membuat yang dipanggil menoleh dan berhenti mengelus telapak tangan Soeun.

“Iya?”

“Aku mau nanya. Kamu suka dipanggil pake pet names, kan? Suka pet names dari aku atau Soeun?”

Sungguh. Soeun tahu niat baik temannya tersebut tetapi tidak dengan pertanyaan ini, membuat dirinya merasa tidak percaya diri jikalau Soojin lebih memilih Monday nantinya.

“Dua-duanya aku suka. Puppy, princess, or sunshine are cute. I like it. Kamu tau kan aku gak bisa milih kalau ada sangkut-pautnya sama kalian,” jawab Soojin. Ia menundukan kepala, tidak berani menatap Monday. Berpikir bahwa dirinya tidak punya pendirian, selalu memilih dua-duanya di antara mereka.

“It's okay, puppy. Aku ngerti kok, cuman nanya buat iseng aja. Sepi banget dari tadi,” timpal Monday setelahnya.

Senyuman terukir di wajah Soojin, ia mendekat lalu mengecup bibir Monday sekilas, begitu pun dengan Soeun, membuat keduanya diam layaknya sebuah patung.

“Sebelum pulang, boleh aku minta sesuatu?” Kali ini Soojin yang bertanya. Monday dan Soeun pun menganggukan kepala, mereka akan mengabulkan permintaan Soojin, apapun itu.

“Can we have sex before we go back to Seoul?”

Namun, untuk yang ini. Soojin seharusnya berhati-hati akan permintaan yang ia minta.